Menghitung menuju genap usia 24 tahun. Pencapaian. Entahlah. mungkin aku memang harus benar-benar melihat ke belakang. Dan jujur mengenai pencapaianku. Untuk mengembalikan rasa percaya diriku.

Kegagalan. Aku juga harus berani mengakuinya untuk diambil pelajaran. Bukan ketakutanya. Mungkin tak apa takut. Tapi aku tak akan menjadikannya penghalang diriku.

Tentang lelaki itu. Entahlah. tapi aku merasa aku benar-benar selesai dengannya. Tak ada jawaban darinya juga berarti jawaban kan. Bahwa dia memang tak punya jawaban. Lagipula aku berada di fase dimana aku tak ingin menjalani hal seperti itu tanpa kepastian. Hanya sekedar mengejar rasa bahagia ketika ada chat masuk. Tanpa tahu pasti. Masalah kedepannya akan seperti apa meski sekarang sudah pasti. Oh. Itu nanti. Karena tetap aku akan menjalaninya. Menerimanya ketika ini sudah pasti. Bahwa dia benar menyukai.

Pada kenyataanya dia masih tak memiliki jawaban itu. Aku tak dapat lagi mengejarnya.

Aku selesai dengannya. Se-sederhana seperti bulan yang terus berotasi. Sabit di awal. Penuh di tengah. Sabit kembali di akhir. Aku dengannya juga begitu. Bedanya. Jika bulan akan terus mengulang fase yang sama di tempat yang sama dengan planet yang sama. Bumi. Tapi tidak denganku. Aku mungkin akan mengulang fase yang sama. Tapi tidak dengan lelaki yang sama. Siapa dia. Kapankah itu. Dimanakah itu. Aku pun tak tahu. Tapi saat aku mengatakan aku tak tahu, saat itu pula aku tahu ada yang tahu tentang semua itu. Tuhanku. 




sumber gambar : https://i2-prod.mirror.co.uk/incoming/article11949523.ece/ALTERNATES/s1200/A-person-poses-for-a-photo-as-the-moon-r.jpg