Tidurku sudah tak lagi sama. Bukan posisi atau caranya. Tapi jamnya. Waktunya.

Entah karena kopiku atau karena unfinished bussiness seperti yang disebut oleh para psikolog itu.

Kau tahu? Semuanya samar.

Pernah aku tetap tidur meski sebelumnya aku berjumpa dengan segelas kopi. Hingga membawaku pada kesimpulan. Kekacauan tidurku ini bukan karena kopi.

Lain waktu. Pernah aku tetap tidur meski semua ketakutan memenuhi kepalaku. Hingga membawaku pada kesimpulan. Ketakutanku yang membantuku tidur. Ianya bukan tersangka atas kekacauan waktu tidurku.

Lain hari lagi. Aku tak bisa tidur karena mengenang semua sakit yang ada di sore itu. Hingga aku menyimpulkan sakit ini yang harus bertanggung jawab atas kacaunya tidurku.

Lain minggu lagi. Aku tak dapat tidur setelah meletakkan segelas kopi yang tinggal ampasnya. Hingga menjadikanku yakin jika kopi adalah pelakunya.

Lain tahun lagi. Aku tak dapat berpikir apapun. Entah itu kopi. Entah itu sesuatu yang sering dikatakan psikolog itu. Yang pasti. Aku masih tak dapat tidur. 


sumber gambar : https://pre00.deviantart.net/2928/th/pre/f/2016/317/a/f/vague_a_l_ame_by_aquasixio-dao9bte.jpg