SEPERTI ITULAH NOVEMBER DATANG PADAKU TAHUN INI

Selamat datang November. 5 hari lalu kamu datang di tahun. Menyapa semua orang yang masih diberi kesempatan Tuhan untuk menikmati hidup atau dalam kalimat orang-orang yang sedang berjuang memperbaiki dirinya maka kalimatnya menjadi “Tuhan masih memberi kesempatan untuk memperbaiki diri, untuk berbuat baik.”



Photo by Caleb Woods on Unsplash


Kepada siapapun November itu datang, semoga kepadanyalah November memberikan kenangan terbaiknya.


Bagiku November menjadi bulan yang lebih istimewa diantara bulan lainnya. Di November, aku lebih sadar akan banyak hal. Sadar akan waktu, sadar akan kenangan, juga sadar akan rindu yang selalu menuntut untuk dipertemukan dengan matamu.


Juga, ternyata banyak kejadian, peristiwa atau semacamnya, entah bagaimanapun kita menyebutnya. Banyak hal-hal yang bernama itu datang-terjadi di November. Dari kejadian yang masih menyisakan luka dan trauma atau kejadian yang mengajarkan untuk tidur lebih lama. Karena hanya tidur yang menjadi penghibur untuk menutupnya. Setidaknya beberapa jam saja. Meskipun setelah tidur itu, tetap akan datang lagi. Si dia dalam rupa yang mungkin menjadi lebih liar atau juga ada menjadi lebih jinak. Si dia yang beberapa orang memberinya nama “rindu”.


November tahun ini juga datang kepadaku bersama semua hal yang dia bawa tahun lalu. Dia mengajarkanku bahwa semua hal, entah itu kesalahan atau kebaikan, juga adalah aku. Semua yang tertinggal di belakang itu adalah aku. Mengakuinya adalah salah satu cara melepaskannya. Melepaskannya bukan berarti melupakannya. Hanya memberinya tempat terbaik dalam hidup kita. Kepadanya, kita berikan tempat dalam sebuah cerita.

November tahun ini datang dan mengajakku mencintai diri sendiri. Mengajakku hidup di realita. Karena menjadi sebuah tantangan bagi orang seperti diriku (yang mengaku introvert) untuk hidup dalam realita. Bagiku, realita hidupku ada dalam pikiranku. Realita yang aku gambar dengan rapi dan indah dalam pikiranku menjadi realita hidup bagiku. Karenanya, aku dibuat lupa pada realita hidup yang sebenarnya. Realita hidup yang sudah tidak lagi ada kamu, realita hidup yang menyisakan aku dengan keyakinan yang menjadi kaki, tangan, mataku.


Satu lagi, november tahun ini mengajarkan padaku untuk menitipkan masa depan yang selalu jadi menakutkan tapi juga selalu jadi indah untuk dibayangkan. Dia mengajarkanku untuk menitipkan masa depan dengan semua misterinya yang tidak pernah rela untuk diintip oleh manusia sepertiku. Menitipkannya pada Tuhan, yang Maha Mengetahui semua hal hingga rahasia hatiku yang bahkan aku pun tak tahu jika hatiku punya rahasia.


Seperti itulah November datang padaku tahun ini.

Posting Komentar

0 Komentar