Sales adalah pekerjaan yang cocok untuk kamu yang mau cari uang banyak. Karena kita tidak hanya dapat gaji, tapi ada banyak jenis bonus/insentif yang akan diberikan perusahaan.

Banyaknya upah dalam bentuk gaji dan bonus/insentif ini, tentu saja berbarengan dengan beban kerja yang.... Masya Allah ya, bund. Luar biasa.

Dibutuhkan mental seperti kue moci yang tidak mudah patah dan selalu kembali seperti bentuk semula setelah ditekan sekeras apapun. 

Dan, sayang sungguh sayang, Si melankolis ini kan mentalnya udah kayak kerupuk yang kena air dikit aja langsung melempem ya.

Menjalani kerjaan ini selama dua bulan ini sudah penuh drama. Sudah menangis ingin pulang, tapi tidak punya tempat pulang. Makin menjadi deh itu air mata.

Lalu, ingat bahwa kontrak yang ditanda tangani masih dua bulan lagi. Rasanya ingin berhenti saja. Sudah punya rencana nih, setelah gaji cair, mau bilang resign. 

Lalu lagi, Si melankolis ini izin sakit karena lelah sekali dan badan agak demam. Satu istirahat. 

Hari besoknya, Masuk lagi. Alhamdulillah, Si melankolis ini udah nggak ngerasa se-berat sebelum dia izin sakit itu. 

Mungkin yang di butuhkan si Melankolis ini hanya jeda sejenak (dalam makna si Melankolis ini berarti jeda 1 hari, bukan satu jam, apalagi 10 menit ya, Tolonglah..)

Selain merasa tidak berat lagi karena sepertinya secara fisik sudah istirahat, si Melankolis ini juga kok mendadak merasa sok solidaritas sama teman-teman se-timnya. Merasa kalau aku resign, kok aku merasa mengkhianati, meninggalkan mereka dalam tekanan target, sedangkan aku bisa lari dan cari hal baru.

Kita lihat lah ya ini, setidaknya sekarang, si Melankolis ini tahu bahwa kemarin  dia merasa sangat berat menjalani itu karena secara fisik memang sangat kelelahan jadi harus izin istirahat.

Lalu, untuk bagian keluh kesahnya, selanjutnya akan dicurahkan di blog ini.

Tidak padanya, seseorang yang makin  sulit ku kenali tiap harinya. 

 

Photo by Noah Silliman on Unsplash 

Akhirnya, yang tinggal hanya diri ini, Tuhan dan sepi.  

Dengan cara apapun meminta tinggal hal yang sudah saatnya pergi, 

Baginya, tinggal bukan lagi pilihan hati