Cerita Hari Ini! Ternyata, Semudah Itu Terpeleset di Jalanan

#Cerita hari ini!.

Setelah hampir 2 mingguan kesulitan tidur dan bangun, hari ini aku bangun pukul 05.45

Aku mendapatkan undangan "tandem" dari salah satu perusahaan di sini. Jaraknya sekitar 3KM dari tempat tinggalku.

Sudah dua kali sebelumnya aku datang untuk menjalani proses seleksi awal. Lalu hari ini harusnya dijadwalkan untuk "tandem" tadi.

Kata teman yang satu angkatan seleksi, "tandem" ini semacam kita melihat orang yang sudah bekerja disitu dalam melakukan aktivitas kerjanya.

Aku dijadwalkan tandem dari pukul 08.00 sampe 17.00 WIB.

Ketika mendapat undangan itu kemarin, aku konfirmasi bersedia hadir.
Tapi, kata bersedia itu mewakili mau/kehendak ya.

Karena faktanya, ketika aku menulis ini, pukul 08.29 WIB, aku sedang duduk di malioboro. 


Photo by Dwi Asy Syafa'Atul Ulyah on Unsplash

 
Bukan kesengajaan juga aku "mangkir" dari jadwal tandem ini.

Begini cerita lebih detailnya lagi.
Tadi pagi, ketika aku bangun pagi, yang notabene sudah 2 mingguan aku tidak bisa bangun. Suasana kos sedang antri mandi pagi. Aku sudah memperhitungkan hal ini dari malam harinya.

Dikarenakan ada 3 anak kos lain yang sepertinya selalu masuk jadwal kuliah pagi. Setidaknya pola itu yang aku pelajari selama 2 minggu ini. 


Selain pola aku yang sepertinya makin masuk ke gejala depresif.

Sejak malam harinya, aku sudah menghitung, jika aku mau datang jadwal tandem, aku harus bangun jam 4 pagi. Mandi lebih awal. Berangkat dari kos jam setengah 7. Karena perjalanan dengan trans jogja akan memakan waktu 1 jam an. Belum dihitung dengan waktu apabila menunggu bisnya datang.

Bayangkan saja, untuk orang yang 2 mingguan sedang sulit tidur dan bangun, harus segera tidur dan bangun jam 4 pagi.
Sungguh, energi law of atrraction dengan kekuatan seperti apa yang harus aku kerahkan untuk menjadikan niat tersebut menjadi nyata.

Sedikit singkat cerita, aku mencoba tidur pukul 12.00 malam.
Beberapa hari sebelumnya, ketika aku mencoba tidur pukul 12 malam, aku tetap tidak bisa tidur, fisik dan perasaan benar-benar tidak bisa diajak bekerja sama untuk tidur. Selalu berakhir baru bisa tidur pukul 2 atau 3 bahkan 4 pagi.

Sedikit kabar baik untuk diriku sendiri, tadi malam aku berhasil memulai tidur pukul 12 malam. Meski bukan tidur yang lelap. Tapi, tidur waspada yang sering terbangun. Buatku, itu sudah bisa kusebut tidur.

Aku bangun pukul 05.45. Dan, suara2 anak kos ramai terdengar. Aku sedikit terganggu. Aku mulai menulis skenario apakah akan bangun saja, tetap datang ke jadwal tandem. Atau menyerah saja. Karena dalam perhitungan kasarnya, aku sudah telat.

Pagi ini, aku memutuskan tetap bangun. Dan, memotong jadwal rutin antrian mandi 3 anak kos itu. Dengan sedikit perasaan memberi mereka "pelajaran". Ada perasaan pribadi yang terganggu selain tentang antrian mandi pagi hari ini.

Sudah mandi pagi. Itu sudah pukul setengah 7. Aku bersiap siap, sedikit sarapan dan minum kopi. Aku baru jalan ke halte pukul 7.

Dan, di haltenya,  petugasnya bilang bisnya baru saja lewat. Aku harus menunggu.

Disitu mulailah aku menulis skenario baru untuk diri sendiri hari itu.


Apakah aku tetap datang meski telat? Apakah ini benar untuk diperjuangkan? Apakah ini layak untukku?

Lalu, aku berbelok dalam keyakinan, setidaknya hari ini aku bisa bangun pagi. Tadi malam aku bisa tidur pukul 12 malam. Pencapaianku hari ini adalah itu. 


Skenario hari ini adalah menolong diri sendiri dari gejala depresif ini.

Ketika bisnya datang, sudah pukul set 8 lewat. Sudah pasti telat kalau masih berbicara tentang jadwal tandem.

Aku masuk ke dalam bis bukan lagi untuk mengejar jadwal tandem. Tapi sebagai bentuk menolong diri sendiri dari gejala depresi. Aku bisa bangun pagi, aku akan pergi keluar, membawa tubuh agar terpapar sinar matahari.

Tapi, ternyata semudah itu juga terpeleset di jalanan. Ketika masih dalam bus menuju halte yang harusnya aku turun menuju tempat jadwal tandem. Aku mendapatkan pesan dari teman yang seleksinya bersamaan denganku. Dia menanyakan posisiku sudah dimana.

Entah, bagaimana ceritanya. Pesan itu seperti kulit pisang di jalan yang sedang kutapaki. Aku terpeleset.

Aku yang sudah memutuskan tidak datang jadwal tandem karena memang sudah telat. Sudah hampir jam 8 ketika aku sampai di halte terakhir. Selanjutnya aku masih harus berjalan kaki sekitar 15 menit-an menuju ke tempat jadwal tandem itu.

Lalu aku menunggu bus ke arah tujuan baruku. Aku naik bus itu pukul 8 lewat. Dan ketika aku baru saja naik bus itu. Kulit pisangnya terinjak kakiku. 


Pesan dari teman itu datang.

Semudah itu kakiku terpeleset di jalan yang sedang kulewati. Semudah itu perasaanku berubah mengenai diri sendiri. Aku yang sudah yakin memilih untuk mengganti tujuan hari itu karena sudah yakin juga tujuan sebelumnya sudah tidak mungkin karena sudah terlambat. Ternyata kembali ragu karena sepotong pesan dari teman.

Perjalanan berdamai dengan diri sendiri benar-benar tidak mudah bagiku.

Ketika cerita ini dituliskan dalam draft catatan handphone,  aku sedang duduk di jalanan malioboro. Duduk di kursi menulis sedikit perjalanan perubahan perasaan yang kualami sepagi ini.

Selamat malam, Untukmu. Obrolan sebelum tidur hari ini.
Tidak ada pesan disini. Semoga kamu selamat mencapai sore hari tadi.

Posting Komentar

0 Komentar